Tuesday, November 14, 2006

Hartati Murdaya Siapkan Rp 5 T Garap Pondok Indah

Investor Daily
14/11/2006


Siti Hartati Murdaya melalui salah satu perusahaannya, PT Metropolitan Kentjana Tbk, saat ini mempersiapkan pengembangan proyek superblok Pondok Indah Town Center (PITC) seluas 20 hektare (ha) di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Pada tahap awal, Metropolitan menganggarkan dana sedikitnya Rp 5 triliun.

“Nilai Rp 5 triliun tersebut dialokasikan untuk jangka waktu tiga tahun ke depan, mulai dari 2007 hingga 2010. Kami memperkirakan, jika superblok tersebut selesai terbangun, nilainya bisa mencapai melebihi Rp 15 triliun,” kata Direktur Keuangan Metropolitan Kentjana Kenneth S Purnama kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (13/11).

Pembangunan PITC akan dilakukan bertahap mulai pertengahan tahun depan dan secara keseluruhan proyek ini rampung pada 2020.

Kenneth mengatakan, superblok PITC nantinya mengintegrasikan berbagai proyek properti yang ada di kawasan Pondok Indah. Saat ini, di kawasan elite Jakarta Selatan tersebut Metropolitan membangun berbagai proyek properti mulai Pondok Indah Mall (PIM) 1 dan 2, Apartemen Golf Pondok Indah 1 dan 2, serta gedung perkantoran Wisma Pondok Indah 1 dan 2.

Selain itu, di Pondok Indah Town Center akan dibangun lagi dua mal, dua hotel bertaraf internasional, delapan menara gedung perkantoran, 11 menara apartemen, dan entertaiment center. “Superblok tersebut akan terintegrasi dengan bangunan lain,” ujarnya.

Menurut Kenneth, pendanaan proyek superblok PITC akan diperoleh dari perputaran uang yang dihasilkan dari enam proyek yang telah lebih dulu dibangun. Proyek PIM 1 dan 2, Apartemen Golf Pondok Indah 1 dan 2, serta gedung perkantoran Wisma Pondok Indah 1 dan 2, seluruhnya menggunakan sistem sewa (lease). Dia menambahkan, dari total lahan 20 hektare yang ada, saat ini baru lima hektare yang telah dikembangkan.

Di Metropolitan Kentjana, Hartati Murdaya saat ini memiliki sedikitnya 47,5% (mayoritas) saham. Sisanya terbagi atas beberapa personel seperti Ciputra, Budi Brasali (almarhum), Sofyan Ismail, Subagja, Secakusuma Kusuma, dan Sukrisman.

Kapitalisasi

Kenneth menguraikan, nilai kapitalisasi untuk PIM 1 yang memiliki luas lahan lima hektare saat ini sebesar Rp 1 triliun, sedangkan PIM 2 seluas 4,5 ha sebesar Rp 1,5 triliun. Sementara itu, Wisma Pondok Indah 1 diperkirakan nilai kapitalisasinya Rp 250 miliar yang dibangun di atas lahan seluas 8.000 m².

Dari lahan 400 ha yang ada di kompleks perumahan Pondok Indah, saat ini lahan yang masih kosong dan belum dipergunakan (land bank) seluas 40 ha. Perumahan Pondok Indah saat ini setidaknya memiliki 400 unit rumah.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit mengatakan, total nilai kapitalisasi proyek Hartati di Pondok Indah diperkirakan tidak sampai Rp 10 triliun, karena proyek tersebut hanya menggunakan lahan beberapa ribu meter persegi.

Di sisi lain, Panangian menilai positif rencana Metropolitan Kentjana mengembangkan superblok Pondok Indah Town Centre. Dia menilai, Jakarta akan makin bagus bila pengembangan properti, khususnya ritel, digarap secara terintegrasi.

“Ini ke depannya akan meramaikan portofolio dari bangunan-bangunan yang memiliki daya tarik di Jakarta. Karena begitu kondisi ekonomi pulih, orang asing akan banyak berdatangan sebagai investor,” ujar Panangian.

Dalam pengembangan proyek properti, kata Panangian, investor sejatinya tidak melihat di mana lokasi atau proyek tersebut dibangun. Ia mencontohkan Lippo yang bisa mengerjakan proyek di Singapura atau Ciputra yang membangun properti di India. “Jadi, lokasi tidak menjadi masalah, namun yang penting prospektifkah proyek tersebut ke depannya,” ujar Panangian.

Terkait likuiditas keuangan Hartati Murdaya di sektor properti, Panangian menilai, likuiditas bisnis Hartati cukup bagus. Pasalnya, kata Panangian, perusahaan yang dikelola Hartati dan suaminya (Murdaya Poo, red) telah dijalankan selama puluhan tahun. “Hartati juga seorang pengusaha yang punya komitmen besar dalam bisnis,” kata dia.

Di tempat yang sama, Direktur Pemasaran dan Operasional Metropolitan Kentjana Andreas Kartawinata mengatakan, perseroan saat ini mengembangkan Wisma Pondok Indah 2. Proyek yang berada di Jalan Arteri Sultan Iskandar Muda ini memasuki proses topping off, Jumat pekan lalu.

Menurut Andreas, Wisma Pondok Indah 2 dibangun di atas lahan seluas tiga hektare. Total investasi yang dikucurkan untuk menggarap proyek tersebut mencapai Rp 170 miliar. Proyek perkantoran ini terdiri atas 18 lantai dengan luas bangunan Wisma Pondok Indah 2 sekitar 27 ribu m² (gross) atau 22 ribu m² (nett).

“Wisma Pondok Indah 2 mulai beroperasi April 2007. Saat ini, sekitar 80% (on progress) telah tersewa,” kata Andreas.

Sementara itu, Marketing Manager Metropolitan Kentjana Mariata Angela mengatakan, masing-masing lantai di Wisma Pondok Indah 2 memiliki luas sekitar 1.600 m². “Harga sewa rata-rata berkisar Rp 90-Rp 160 ribu per bulan per m²,” jelas Mariata.

Andreas Kartawinata menambahkan, Apartemen Golf Pondok Indah 3 mulai dibangun kuartal I 2007. Investasi awal yang disiapkan sekitar Rp 100 miliar. Apartemen Golf Pondok Indah 3 akan terdiri atas 14 lantai. Namun, Andreas belum berani menyebut berapa jumlah unit apartemen yang akan dibangun.

Sebelumnya, setelah sukses mengembangkan PIM 1, Metropolitan Kentjana membangun PIM 2 pada November 2003, yang dioperasikan setahun lalu. Untuk membangun PIM 2, Metropolitan menginvestasikan dana Rp 800 miliar, yang terdiri atas Rp 300 miliar untuk lahan dan Rp 500 miliar untuk bangunan.

Desain interior dari PIM 2 menggunakan tenaga ahli dari Design Development Group, Baltimore, Amerika Serikat, bekerja sama dengan PT Perentjana Djaja. BBS Tata dan PT Arnan Pratama dipercaya sebagai kontraktor dan mechanical and electrical engineer.

Superblok Gubeng

Selain Pondok Indah Town Center, Hartati Murdaya melalui PT Hardaya Widya Graha saat ini mengembangkan proyek Grand City di Jalan Gubeng Pojok, Surabaya, Jawa Timur. Proyek superblok lebih dari Rp 1 triliun tersebut menempati areal 4,5 ha.

Pekerjaan konstruksi superblok telah dikerjakan awal 2006. Proyek Grand City meliputi pengembangan pusat belanja empat lantai dengan luas bangunan 97 ribu m² dan hotel 24 lantai dengan luas bangunan 38 ribu m².

Untuk mengerjakan proyek tersebut, Hardaya Widya Graha menggandeng PT Airmas Asri, PT Wiratman & Associates, PT Meltech Consultindo Nusa, PT Davis Langdon & Seah Indonesia, dan PT Teno Indonesia. Mereka dipercaya untuk menangani pekerjaan arsitektur bangunan, structural engineer, mechanical and electrical engineer, quantity surveyor, dan piling contractor. (her)

0 Comments: